Wednesday, February 19, 2014

Sajak : “TORAJA di PERSIMPANGAN JALAN”

Inilah sebuah Tanah Leluhur yang lahir dari Peradaban Tua…
Tanah yang syarat makna, yang selalu dirindu banyak kaum,
Budaya tua berperadaban Aluk, begitulah ia sejak mulamnya
Lahir dipebukitan nun jauh disana..di Dusun sepi..TORAJA..!

Telah berabad-abad usianya..telah turun-temurun diwariskan.
Bila tiba digerbang Kota-nya, yang tanpa gapura, hati tersentak
Betapa di Dusun yang jauh dilembah-lembah dan perbukitan ini
Dapat terlahir satu masyarakat ber-Budaya Tinggi nan Agung..?!

Bangsa dari negeri Kincir Angin berburu macam Rempah disini
Bangsa dari negeri Abunawas berburu Kopi jua dahulu disini
Bangsa dari negeri antara Efrat & Tigris jua pernah ada disini
Bangsa dari negeri Fhasion punya ramalan tentang Kabar Baik
…………………………………………………………………

Ohh..tanah leluhur..tanah yang slalu dirindu, tempat hati rehat
Waktu berjalan, Pendidikan dan Agama membawahmu jauhhh…
Masuk kedalam relung peradabanmu, namun tak membuatmu
Menjadi lebih baik..lingkunganmu menjadi rusak tak berdaya.

Engkau kini meratap..namun tak seorangpun yang ibah padamu..?
Engkau kini diliputi resah, risau dan gelisah namun semuanya diam..?
Engkau mendesah, gunda-gulana namun tak ada yang ambil peduli..?
Engkau dalam keprihatinan mendalam, namun nasibmu terabaikan..?

“ Ohh…tanah yang dicintai namun dipersimpangan jalan ia, kini..!!”.

Kaum-mu Toraya, demikian suku-mu dan bangsa-bangsa memanggilmu
Riwayatmu..ada sejak zaman purbakala, kini terasa semakin melesu..??
Entah apa penyebabnya…tak urung untuk diuraikan sebab-muzababnya.
Walau hati terusik, namun tak tahu dari mana harus memulainya..??

Ya.ya.ya…ada masa untuk berjaya..ada pula masa untuk terpuruk lagi.
Kini, engkau masih ada, namun kejayaanmu tak seperti duhulu lagi..?
Teruna-terunamu makin pandai, kaya dan sukses, apa yang kurang..?
Namun mereka sibuk memuja dirinya sendiri, tak peduli lagi padamu..!

Ohhh..tanah yang disebut Padang Digente’, dipersimpangan jalan ia..?!

Diantara kaum-kaummu sering terdengar perbincangan :
“ Ohh..kami slalu rindu akan Tondok Lamunan Lolo kami...”

Namun berita lain pun lalu datang kepadamu :
“ Tetapi kampung-mu kini ditimpa nestapa, hidupnya merana ia..??”
Jawab mereka, yang selalu merindu :
“ Biarkanlah itu tugas pemerintah kabupaten yang terpilih di Pilkada.”
Opini muncul dikemudian hari lagi :
“ Bila rakyat tak berpartisipasi, maka pembangunan akan melempem”
Maka jawab kaum Perantau :
“ Kami butuh orang yang layak dipercaya untuk salurkan bantuan,
Toraja dapat mandiri asalkan kejujuran menjadi taruhannya..!?”
Yang lain jadi apatis :
“ Bila tak dipercaya...lalu apakah gunanya Pemerintah yang dipilih..?”
Kaum pada umumnya berpendapat beda lagi, katanya :
“ Korupsi dan Pemujaan Diri menjadi kembar-siam pembangunan Toraja.”

Sedang para Cendikia Terdidik, berbicara bagaikan diawan-awan :
Cendikia S-1, berkata bagai sedang menyusun Tugas Makalah:
“Kita perlu pendekatan empiris dan rumusan masalah secara sistematis”.
Cendikia S-2, berkata bagaikan diatas kertas datar :
“Kita perlu suatu Grafik Kecenderungan Opini dengan sampling eror ( -1% )”
Cendikia S-3, bicara bagaikan diruang laboratorium :
“Kita perlu uji sampling yang mendalam guna mendapakan validasi data..!”

Hahaha..didalam kegalauan..terseliplah kegamangan disemua level..!
Segala keahlian telah dimiliki, namun Cataan Sejarah porak-poranda..?

Sungguh malang nasibmu Tondok Lamunan Loloku, Tondokna To Mala’bi’.
Walau setiap orang tulus, namun “termangu jua dipersimpangan jalan”.
Tak tahu harus bagaimana dan berbuat apa…kebingungan pun melanda.
Adakah rachmat yang akan tiba membuka tabir gelap peradaban ini..?

Wacana-wacana dan opini merebak-berselewaran di dunia Face book,
Walau sadar akan ocehan-ocehannya tak punya tempat dalam kebijakan lokal
Perang AKU-ri, AKU-pi, AKU-nna makin seru bagai kejadian sesungguhnya.
Hehehe..cobalah intip dari kamar belakang..penguasa asyik minum kopi..hm.

Pemerintah Tator berencana : kami akan membangun Badara Internasional
Agar touris-touris Lokal dan Wisman beratus-ratus datang kesini per harinya.
Pemerintah Torut berencana : fokus kami adalah pembangunan Pariwisata.
Dan dari sini Toraja akan bangkit kembali dan Ekonomi akan terpulihkan lagi.

Para blogger tak urung cuap : untuk Toraja Recovery, jalan Desa ke Kota,
Haruslah menjadi prioritas pembangunan di Tandok Mala’bi’ta’, Toraya…
Hahaha…semua mimpi, angan, dan rencana-rencana yang begitu menggoda..
Adakah itu kenyataan..tak urung dipastikan, waktu jualah menjawabnya..!”

Kaum saleh dan borjuis punya rencana ane-aneh lagi :
“ Perlu adanya pembangunan Salib Beton Raksasa, ini objek wisata baru.
Symbol Tondok To Sarani, disamping tentu akan mengubah tabiat maling.
Masyarakat akan semakin Kuat dan Takut akan Tuhan..hehe..tongan raka..?”

Ohh…kaum yang tak lagi menumpuh diperadabannya, dengarkanlah ini :

Ada jalan Aluk-Pemali, ada tatanan Adat, pun Ajaran Keselamatan Kasih
Ada kaum cerdik-pandai mu..ada para pekerja keras mu..banyakkkkkk…..
Akan tetapi enggan melangkah, enggan sehati, enggan untuk berbuat sesuatu
Kecerdasan dan status sosial menjadi tak berguna bila tak ada kepercayaan.

Lalu ada yang berkata : baiklah kita hidup menurut Adat-Budaya kita sendiri.
Tetapi yanglain berkata : lebih baik kita hidup menurut Agama Samawi kita.
Dan yang lain berkata : tetapi peradaban Modern sebuah realitas kekinian.
Tak ada simpul bagi ketiganya..kecuali : “termangu dipersimpangan jalan”.

Maka bilakah kita tinggal berdiam didalam Tanah Agung Luhur kita ini, :
“Janganlah kiranya ada orang yang “berak dan muntah” dikamarnya sendir.
Janganlah pula ada orang yang “minum dan ngompol” diranjangnya sendir.
Ohh..cintailah tanah leluhurmu..seperti engkau mencintai dirimu sendiri..!?
Langkah-langkah kesadaran ber-Adab-mu mesti diluhurkan kembali,
Agar ada satu poros arah yang dapat menjadi “panduan perdaban-mu".
Orang tak bisa selamanya hidup bimbang, ragu, dan kurang percaya diri.
Apakah gunanya pendidikan, bila membuat mata jadi buta selamanya..?”

Bingkitlah dari berwacana-ria, dan urailah fakta-fakta kebudayaan mu.
Bukankah setiap jinjingan Budaya-mu mampu mendatangka Dollar..?!
Bukankah setap hikayat moyang-mu sanggup menambah libur Tourist..?!
Mengapa mengapai-gapai sementara penuntun jalan hidupmu itu, jelas..!?
Mengapa saling berdiam diri bila semuanya telah berpengetahuan cukup..!?

Berhentilah termangu-mangu bagai yatim-piatubagaig kehilangan bapak-ibu. Berhentilah saling curiga bila ingin satukan kekuatan untuk membangun.
Enyahkanlah dari-mu tabiat AKU-ri, AKU-pi, AKU-nna, agar timbul partsipasi.
Bangunlah cakrawala baru dikekinian, untuk melihat hari esok yang ceriah..!

Rana Dase

No comments:

Post a Comment