Pernahkan anda menyaksikan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono Menari??
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan kerjanya ke Kab.
Tana Toraja dan Toraja Utara tanggal 20-21 Pebriari 2014, menarikan
tarian tradisional "Manimbong" bersama para penari tradisional. Toraja
telah memberikan rasa suka cita & kebahagiaan tersendiri bagi
Presiden SBY selama 2 periode masa jabatannya.
Tujuan menari, apa ingin menghibur Masyarakat Tana Toraja ?, menaikkan popularitas Demokrat yang semakin menurun akibat banyaknya kader partai yang terlibat korupsi ataukah sekedar ingin mengucapakan selamat tinggal ?. Hanya Pak SBY yang tahu.
Dalam kunjungan kerjanya di Tana Toraja Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan Ibu Negara Ani Yudoyono juga mendapat gelar kehormatan dari masyaraka adat “Turiang
Na Gasing Langi’, Bangkulla’ To Palullungan, Santung To Lindo Na
Bulan”. Arti gelar: Pemimpin yang Bertalenta, Berkarakter memperoleh
Karunia dari Tuhan Semesta Alam, Penuh Kearifan. Sebagai Bulan di
Langit, memberi Pengayoman, Kesejukan dan Kesejahteraan bagi seluruh
Masyarakat Indonesia.
Coretan Dinding
Thursday, February 20, 2014
Wednesday, February 19, 2014
Lagi-lagi Kriminalisasi Fasilitator PNPM
Uforia penetapan RUU Desa menjadi undang-undang menggema diseantero negeri. Beragama acara dalam berbagai bentuk dilaksanakan untuk menyambut pengesahan undang-undang yang banyak dinantikan masyarakat desa itu. Seminar, Lokakarya hingga beragam hiburan dilaksankan sebagai bentuk syukur sekaligus mengkaji isinya.
Di PNPM, kajian terkait dengan UU Desa ini juga marak dilaksanakan. Pelatihan Kades dan BPD sebagai salah satu agenda wajib menjadi kesempatan emas pagi para pelaku PNPM untuk mengundang pihak-pihak yang berkompeten dalam membedah UU Desa. Tujuannya jelas, pelaku PNPM yang kesehariannya bergelut dengan desa, harus memahami lebih dulu, substansi yang terkandung di UU Desa.
Pihak-pihak terkait yang terlibat langsung dalam penyusunan dan pengesahan RUU Desa pun menjadi primadona dalam seminar-seminar yang dilaksanakan guna membedah UU Desa. Mulai dari Ketua Pansus RUU Desa bersama anggota yang lintas partai hingga staff ahli kementerian dalam negeri sebagai pengusul rancangan, sibuk mendatangi seminar dan loka karya itu. Budiman Sujadmiko, salah satunya.
Belum lama ini, Mantan Ketua pansus RUU Desa, Budiman Sujadmiko, diundang oleh PNPM Kabupaten Jember untuk mengisi Pelatihan Kades BPD dengan fokus utama, membedah UU Desa. Sebagai Ketua Pansus, tentu apa yang disampaikan Budiman, dianggap sebagai referenssi utama dalam menafsirkan UU Desa dan keberlajutan pemberdayaan masyarakat desa. Terlepas dari warna baju dan latarbelakangnya, Budiman Sujadmiko menjadi sosok sentral yang paling kompeten dalam menjelaskan UU Desa. Inilah yang tergambar dalam benak para pelaku PNPM Di Kabupaten Jember.
Sayangnya apa yang dipahami oleh para pelaku PNPM di jember itu, ditafsirkan berbeda oleh Satker Kabupaten. PJOkab menilai bahwa menghadirkan Budiman Sujadmiko sama dengan menghadirkan warna politik di PNPM, menguntungkan partai tertentu dan bertentangan dengan semangat netralitas program. “Faskab sebagai pihak yang bertanggungjawab menghadirkan orang partai harus diberi peringatan” demikian kata PjOKab Jember. Akhirnya Tim Faskab jember dipanggil oleh jajaran satker dan PjOKab melayangkan surat kepada Satker Propinsi untuk menerbitkan Surat Peringatan (SP) kepada faskab.
Saat ini, Satker Propinsi Jawa Timur, atas restu dari Pakde Karwo, Gubernur yang juga Ketua DPD Demokrat Jatim itu, sedang memproses surat peringatan kepada jajaran faskab Jember.
Rabiah Adawiyah
Sajak : “TORAJA di PERSIMPANGAN JALAN”
Inilah sebuah Tanah Leluhur yang lahir dari Peradaban Tua…
Tanah yang syarat makna, yang selalu dirindu banyak kaum,
Budaya tua berperadaban Aluk, begitulah ia sejak mulamnya
Lahir dipebukitan nun jauh disana..di Dusun sepi..TORAJA..!
Telah berabad-abad usianya..telah turun-temurun diwariskan.
Bila tiba digerbang Kota-nya, yang tanpa gapura, hati tersentak
Betapa di Dusun yang jauh dilembah-lembah dan perbukitan ini
Dapat terlahir satu masyarakat ber-Budaya Tinggi nan Agung..?!
Bangsa dari negeri Kincir Angin berburu macam Rempah disini
Bangsa dari negeri Abunawas berburu Kopi jua dahulu disini
Bangsa dari negeri antara Efrat & Tigris jua pernah ada disini
Bangsa dari negeri Fhasion punya ramalan tentang Kabar Baik
…………………………………………………………………
Ohh..tanah leluhur..tanah yang slalu dirindu, tempat hati rehat
Waktu berjalan, Pendidikan dan Agama membawahmu jauhhh…
Masuk kedalam relung peradabanmu, namun tak membuatmu
Menjadi lebih baik..lingkunganmu menjadi rusak tak berdaya.
Engkau kini meratap..namun tak seorangpun yang ibah padamu..?
Engkau kini diliputi resah, risau dan gelisah namun semuanya diam..?
Engkau mendesah, gunda-gulana namun tak ada yang ambil peduli..?
Engkau dalam keprihatinan mendalam, namun nasibmu terabaikan..?
“ Ohh…tanah yang dicintai namun dipersimpangan jalan ia, kini..!!”.
Kaum-mu Toraya, demikian suku-mu dan bangsa-bangsa memanggilmu
Riwayatmu..ada sejak zaman purbakala, kini terasa semakin melesu..??
Entah apa penyebabnya…tak urung untuk diuraikan sebab-muzababnya.
Walau hati terusik, namun tak tahu dari mana harus memulainya..??
Ya.ya.ya…ada masa untuk berjaya..ada pula masa untuk terpuruk lagi.
Kini, engkau masih ada, namun kejayaanmu tak seperti duhulu lagi..?
Teruna-terunamu makin pandai, kaya dan sukses, apa yang kurang..?
Namun mereka sibuk memuja dirinya sendiri, tak peduli lagi padamu..!
Ohhh..tanah yang disebut Padang Digente’, dipersimpangan jalan ia..?!
Diantara kaum-kaummu sering terdengar perbincangan :
“ Ohh..kami slalu rindu akan Tondok Lamunan Lolo kami...”
Namun berita lain pun lalu datang kepadamu :
“ Tetapi kampung-mu kini ditimpa nestapa, hidupnya merana ia..??”
Jawab mereka, yang selalu merindu :
“ Biarkanlah itu tugas pemerintah kabupaten yang terpilih di Pilkada.”
Opini muncul dikemudian hari lagi :
“ Bila rakyat tak berpartisipasi, maka pembangunan akan melempem”
Maka jawab kaum Perantau :
“ Kami butuh orang yang layak dipercaya untuk salurkan bantuan,
Toraja dapat mandiri asalkan kejujuran menjadi taruhannya..!?”
Yang lain jadi apatis :
“ Bila tak dipercaya...lalu apakah gunanya Pemerintah yang dipilih..?”
Kaum pada umumnya berpendapat beda lagi, katanya :
“ Korupsi dan Pemujaan Diri menjadi kembar-siam pembangunan Toraja.”
Sedang para Cendikia Terdidik, berbicara bagaikan diawan-awan :
Cendikia S-1, berkata bagai sedang menyusun Tugas Makalah:
“Kita perlu pendekatan empiris dan rumusan masalah secara sistematis”.
Cendikia S-2, berkata bagaikan diatas kertas datar :
“Kita perlu suatu Grafik Kecenderungan Opini dengan sampling eror ( -1% )”
Cendikia S-3, bicara bagaikan diruang laboratorium :
“Kita perlu uji sampling yang mendalam guna mendapakan validasi data..!”
Hahaha..didalam kegalauan..terseliplah kegamangan disemua level..!
Segala keahlian telah dimiliki, namun Cataan Sejarah porak-poranda..?
Sungguh malang nasibmu Tondok Lamunan Loloku, Tondokna To Mala’bi’.
Walau setiap orang tulus, namun “termangu jua dipersimpangan jalan”.
Tak tahu harus bagaimana dan berbuat apa…kebingungan pun melanda.
Adakah rachmat yang akan tiba membuka tabir gelap peradaban ini..?
Wacana-wacana dan opini merebak-berselewaran di dunia Face book,
Walau sadar akan ocehan-ocehannya tak punya tempat dalam kebijakan lokal
Perang AKU-ri, AKU-pi, AKU-nna makin seru bagai kejadian sesungguhnya.
Hehehe..cobalah intip dari kamar belakang..penguasa asyik minum kopi..hm.
Pemerintah Tator berencana : kami akan membangun Badara Internasional
Agar touris-touris Lokal dan Wisman beratus-ratus datang kesini per harinya.
Pemerintah Torut berencana : fokus kami adalah pembangunan Pariwisata.
Dan dari sini Toraja akan bangkit kembali dan Ekonomi akan terpulihkan lagi.
Para blogger tak urung cuap : untuk Toraja Recovery, jalan Desa ke Kota,
Haruslah menjadi prioritas pembangunan di Tandok Mala’bi’ta’, Toraya…
Hahaha…semua mimpi, angan, dan rencana-rencana yang begitu menggoda..
Adakah itu kenyataan..tak urung dipastikan, waktu jualah menjawabnya..!”
Kaum saleh dan borjuis punya rencana ane-aneh lagi :
“ Perlu adanya pembangunan Salib Beton Raksasa, ini objek wisata baru.
Symbol Tondok To Sarani, disamping tentu akan mengubah tabiat maling.
Masyarakat akan semakin Kuat dan Takut akan Tuhan..hehe..tongan raka..?”
Ohh…kaum yang tak lagi menumpuh diperadabannya, dengarkanlah ini :
Ada jalan Aluk-Pemali, ada tatanan Adat, pun Ajaran Keselamatan Kasih
Ada kaum cerdik-pandai mu..ada para pekerja keras mu..banyakkkkkk…..
Akan tetapi enggan melangkah, enggan sehati, enggan untuk berbuat sesuatu
Kecerdasan dan status sosial menjadi tak berguna bila tak ada kepercayaan.
Lalu ada yang berkata : baiklah kita hidup menurut Adat-Budaya kita sendiri.
Tetapi yanglain berkata : lebih baik kita hidup menurut Agama Samawi kita.
Dan yang lain berkata : tetapi peradaban Modern sebuah realitas kekinian.
Tak ada simpul bagi ketiganya..kecuali : “termangu dipersimpangan jalan”.
Maka bilakah kita tinggal berdiam didalam Tanah Agung Luhur kita ini, :
“Janganlah kiranya ada orang yang “berak dan muntah” dikamarnya sendir.
Janganlah pula ada orang yang “minum dan ngompol” diranjangnya sendir.
Ohh..cintailah tanah leluhurmu..seperti engkau mencintai dirimu sendiri..!?
Langkah-langkah kesadaran ber-Adab-mu mesti diluhurkan kembali,
Agar ada satu poros arah yang dapat menjadi “panduan perdaban-mu".
Orang tak bisa selamanya hidup bimbang, ragu, dan kurang percaya diri.
Apakah gunanya pendidikan, bila membuat mata jadi buta selamanya..?”
Bingkitlah dari berwacana-ria, dan urailah fakta-fakta kebudayaan mu.
Bukankah setiap jinjingan Budaya-mu mampu mendatangka Dollar..?!
Bukankah setap hikayat moyang-mu sanggup menambah libur Tourist..?!
Mengapa mengapai-gapai sementara penuntun jalan hidupmu itu, jelas..!?
Mengapa saling berdiam diri bila semuanya telah berpengetahuan cukup..!?
Berhentilah termangu-mangu bagai yatim-piatubagaig kehilangan bapak-ibu. Berhentilah saling curiga bila ingin satukan kekuatan untuk membangun.
Enyahkanlah dari-mu tabiat AKU-ri, AKU-pi, AKU-nna, agar timbul partsipasi.
Bangunlah cakrawala baru dikekinian, untuk melihat hari esok yang ceriah..!
Tanah yang syarat makna, yang selalu dirindu banyak kaum,
Budaya tua berperadaban Aluk, begitulah ia sejak mulamnya
Lahir dipebukitan nun jauh disana..di Dusun sepi..TORAJA..!
Telah berabad-abad usianya..telah turun-temurun diwariskan.
Bila tiba digerbang Kota-nya, yang tanpa gapura, hati tersentak
Betapa di Dusun yang jauh dilembah-lembah dan perbukitan ini
Dapat terlahir satu masyarakat ber-Budaya Tinggi nan Agung..?!
Bangsa dari negeri Kincir Angin berburu macam Rempah disini
Bangsa dari negeri Abunawas berburu Kopi jua dahulu disini
Bangsa dari negeri antara Efrat & Tigris jua pernah ada disini
Bangsa dari negeri Fhasion punya ramalan tentang Kabar Baik
…………………………………………………………………
Ohh..tanah leluhur..tanah yang slalu dirindu, tempat hati rehat
Waktu berjalan, Pendidikan dan Agama membawahmu jauhhh…
Masuk kedalam relung peradabanmu, namun tak membuatmu
Menjadi lebih baik..lingkunganmu menjadi rusak tak berdaya.
Engkau kini meratap..namun tak seorangpun yang ibah padamu..?
Engkau kini diliputi resah, risau dan gelisah namun semuanya diam..?
Engkau mendesah, gunda-gulana namun tak ada yang ambil peduli..?
Engkau dalam keprihatinan mendalam, namun nasibmu terabaikan..?
“ Ohh…tanah yang dicintai namun dipersimpangan jalan ia, kini..!!”.
Kaum-mu Toraya, demikian suku-mu dan bangsa-bangsa memanggilmu
Riwayatmu..ada sejak zaman purbakala, kini terasa semakin melesu..??
Entah apa penyebabnya…tak urung untuk diuraikan sebab-muzababnya.
Walau hati terusik, namun tak tahu dari mana harus memulainya..??
Ya.ya.ya…ada masa untuk berjaya..ada pula masa untuk terpuruk lagi.
Kini, engkau masih ada, namun kejayaanmu tak seperti duhulu lagi..?
Teruna-terunamu makin pandai, kaya dan sukses, apa yang kurang..?
Namun mereka sibuk memuja dirinya sendiri, tak peduli lagi padamu..!
Ohhh..tanah yang disebut Padang Digente’, dipersimpangan jalan ia..?!
Diantara kaum-kaummu sering terdengar perbincangan :
“ Ohh..kami slalu rindu akan Tondok Lamunan Lolo kami...”
Namun berita lain pun lalu datang kepadamu :
“ Tetapi kampung-mu kini ditimpa nestapa, hidupnya merana ia..??”
Jawab mereka, yang selalu merindu :
“ Biarkanlah itu tugas pemerintah kabupaten yang terpilih di Pilkada.”
Opini muncul dikemudian hari lagi :
“ Bila rakyat tak berpartisipasi, maka pembangunan akan melempem”
Maka jawab kaum Perantau :
“ Kami butuh orang yang layak dipercaya untuk salurkan bantuan,
Toraja dapat mandiri asalkan kejujuran menjadi taruhannya..!?”
Yang lain jadi apatis :
“ Bila tak dipercaya...lalu apakah gunanya Pemerintah yang dipilih..?”
Kaum pada umumnya berpendapat beda lagi, katanya :
“ Korupsi dan Pemujaan Diri menjadi kembar-siam pembangunan Toraja.”
Sedang para Cendikia Terdidik, berbicara bagaikan diawan-awan :
Cendikia S-1, berkata bagai sedang menyusun Tugas Makalah:
“Kita perlu pendekatan empiris dan rumusan masalah secara sistematis”.
Cendikia S-2, berkata bagaikan diatas kertas datar :
“Kita perlu suatu Grafik Kecenderungan Opini dengan sampling eror ( -1% )”
Cendikia S-3, bicara bagaikan diruang laboratorium :
“Kita perlu uji sampling yang mendalam guna mendapakan validasi data..!”
Hahaha..didalam kegalauan..terseliplah kegamangan disemua level..!
Segala keahlian telah dimiliki, namun Cataan Sejarah porak-poranda..?
Sungguh malang nasibmu Tondok Lamunan Loloku, Tondokna To Mala’bi’.
Walau setiap orang tulus, namun “termangu jua dipersimpangan jalan”.
Tak tahu harus bagaimana dan berbuat apa…kebingungan pun melanda.
Adakah rachmat yang akan tiba membuka tabir gelap peradaban ini..?
Wacana-wacana dan opini merebak-berselewaran di dunia Face book,
Walau sadar akan ocehan-ocehannya tak punya tempat dalam kebijakan lokal
Perang AKU-ri, AKU-pi, AKU-nna makin seru bagai kejadian sesungguhnya.
Hehehe..cobalah intip dari kamar belakang..penguasa asyik minum kopi..hm.
Pemerintah Tator berencana : kami akan membangun Badara Internasional
Agar touris-touris Lokal dan Wisman beratus-ratus datang kesini per harinya.
Pemerintah Torut berencana : fokus kami adalah pembangunan Pariwisata.
Dan dari sini Toraja akan bangkit kembali dan Ekonomi akan terpulihkan lagi.
Para blogger tak urung cuap : untuk Toraja Recovery, jalan Desa ke Kota,
Haruslah menjadi prioritas pembangunan di Tandok Mala’bi’ta’, Toraya…
Hahaha…semua mimpi, angan, dan rencana-rencana yang begitu menggoda..
Adakah itu kenyataan..tak urung dipastikan, waktu jualah menjawabnya..!”
Kaum saleh dan borjuis punya rencana ane-aneh lagi :
“ Perlu adanya pembangunan Salib Beton Raksasa, ini objek wisata baru.
Symbol Tondok To Sarani, disamping tentu akan mengubah tabiat maling.
Masyarakat akan semakin Kuat dan Takut akan Tuhan..hehe..tongan raka..?”
Ohh…kaum yang tak lagi menumpuh diperadabannya, dengarkanlah ini :
Ada jalan Aluk-Pemali, ada tatanan Adat, pun Ajaran Keselamatan Kasih
Ada kaum cerdik-pandai mu..ada para pekerja keras mu..banyakkkkkk…..
Akan tetapi enggan melangkah, enggan sehati, enggan untuk berbuat sesuatu
Kecerdasan dan status sosial menjadi tak berguna bila tak ada kepercayaan.
Lalu ada yang berkata : baiklah kita hidup menurut Adat-Budaya kita sendiri.
Tetapi yanglain berkata : lebih baik kita hidup menurut Agama Samawi kita.
Dan yang lain berkata : tetapi peradaban Modern sebuah realitas kekinian.
Tak ada simpul bagi ketiganya..kecuali : “termangu dipersimpangan jalan”.
Maka bilakah kita tinggal berdiam didalam Tanah Agung Luhur kita ini, :
“Janganlah kiranya ada orang yang “berak dan muntah” dikamarnya sendir.
Janganlah pula ada orang yang “minum dan ngompol” diranjangnya sendir.
Ohh..cintailah tanah leluhurmu..seperti engkau mencintai dirimu sendiri..!?
Langkah-langkah kesadaran ber-Adab-mu mesti diluhurkan kembali,
Agar ada satu poros arah yang dapat menjadi “panduan perdaban-mu".
Orang tak bisa selamanya hidup bimbang, ragu, dan kurang percaya diri.
Apakah gunanya pendidikan, bila membuat mata jadi buta selamanya..?”
Bingkitlah dari berwacana-ria, dan urailah fakta-fakta kebudayaan mu.
Bukankah setiap jinjingan Budaya-mu mampu mendatangka Dollar..?!
Bukankah setap hikayat moyang-mu sanggup menambah libur Tourist..?!
Mengapa mengapai-gapai sementara penuntun jalan hidupmu itu, jelas..!?
Mengapa saling berdiam diri bila semuanya telah berpengetahuan cukup..!?
Berhentilah termangu-mangu bagai yatim-piatubagaig kehilangan bapak-ibu. Berhentilah saling curiga bila ingin satukan kekuatan untuk membangun.
Enyahkanlah dari-mu tabiat AKU-ri, AKU-pi, AKU-nna, agar timbul partsipasi.
Bangunlah cakrawala baru dikekinian, untuk melihat hari esok yang ceriah..!
Rana Dase
STRUKTUR DEWAN HADAT KEDATUAN LUWU
1. Payung/Datu Luwu, sebagai Kepala Pemerintahan,
2. Opu Cenning, sebagai Wakil Payung/Datu untuk memimpin persidangan sekiranya baginda berhalangan, serta mengumumkan keadaan perang.
II. Pakkatenni Ade’, bertugas melakasanakan pemerintahan yang terdiri dari 4 menteri, yakni :
1. Opu Patunru’, selaku Perdana Menteri,
2. Opu Pabbicara, selaku Menteri Kehakiman,
3. Opu Tomarilaleng, selaku Menteri Dalam Negeri,
4. Opu BalirantE, selaku menteri Kesejahteraan Rakyat.
III. Ade’ AsEra, terdiri dari 9 Pejabat setingkat Gubernur, yaitu :
A. Ana’ TelluE, Kepala Pemerintahan Wilayah yang terdiri dari ;
1. Maddika Bua, meliputi Lili’ : Kendari, Kolaka, Sangngalla’, Pantilang, Wara/Palopo dan WalEnrang.
2. Maddika BaEbunta, meliputi Lili’ : Donggala/Palu, Nuha, Malili, Wotu, Mangkutana, BonE-BonE, MalangkE’, Masamba dan Rongkong.
3. Maddika Ponrang, meliputi Lili’ : Pitumpanua, Larompong, Suli, Bastem (RantE Balla’).
B. BandEra TelluE, terdiri dari ;
1. AnrEguru Ana’ Arung, adalah Wakil Kaum Bangsawan,
2. AnrEguru Attoriolong, adalah Wakil Angkatan Bersenjata,
3. AnrEguru Pampawa Epu, adalah Wakil Kaum Buruh.
C. BatE-BatE TelluE, terdiri dari ;
1. Matoa WagE, adalah Wakil Rakyat WagE (wilayah Wajo kini),
2. Matoa CEnrana, adalah Wakil Rakyat CEnrana (wilayah Bone kini),
3. Matoa Lalengtongro’, adalah Wakil Rakyat Lalengtongro’ (wilayah Bone kini).
Dalam pembentukan Anggota Pangadereng (Pemangku/Dewan Adat), jabatan-jabatan tersebut diatas dibagi atas dua dewan, yakni :
I. Ade’ AsEra, Dewan Perwakilan Rakyat yang terdiri dari Sembilan orang sebagaimana diatas,
II. Ade’ Seppulo Seddi, Majelis Permusyawaratan Rakyat yang beranggotakan 14 orang, tetapi dihitung 12 suara dengan sistim sebagai berikut :
1. Payung/Datu dan Opu Cenning : 2 Suara, sebagai Pimpinan Sidang,
2. Pakkatenni Ade’ (4 orang) : 2 Suara, sebagai anggota,
3. Maddika Bua : 1 Suara, sebagai anggota,
4. MakolE BaEbunta : 1 Suara, sebagai anggota,
5. Maddika Ponrang : 1 Suara, sebagai anggota,
6. AnrEguru Ana’ Arung : 1 Suara, sebagai anggota,
7. AnrEguru Attoriolong : 1 Suara, sebagai anggota,
8. AnrEguru PampawaEpu : 1 Suara, sebagai anggota,
9. Matoa WagE : 1 Suara, sebagai anggota,
10. Matoa CEnrana : 1 Suara, sebagai anggota,
11. Matoa Lalengtongro’ : 1 Suara, sebagai anggota.
Maka total jumlah suara, adalah 12 Suara yang disebut pula sebagai “Ade’ Seppulodua”.
Ternyata Sangalla dan Pantilang dulu masuk dalam wilayah Palili kadatuan Luwu, kira" abad keberapah Sangalla dan Pantilang masuk dalam Palili Ma'dika Bua?,
2. Opu Cenning, sebagai Wakil Payung/Datu untuk memimpin persidangan sekiranya baginda berhalangan, serta mengumumkan keadaan perang.
II. Pakkatenni Ade’, bertugas melakasanakan pemerintahan yang terdiri dari 4 menteri, yakni :
1. Opu Patunru’, selaku Perdana Menteri,
2. Opu Pabbicara, selaku Menteri Kehakiman,
3. Opu Tomarilaleng, selaku Menteri Dalam Negeri,
4. Opu BalirantE, selaku menteri Kesejahteraan Rakyat.
III. Ade’ AsEra, terdiri dari 9 Pejabat setingkat Gubernur, yaitu :
A. Ana’ TelluE, Kepala Pemerintahan Wilayah yang terdiri dari ;
1. Maddika Bua, meliputi Lili’ : Kendari, Kolaka, Sangngalla’, Pantilang, Wara/Palopo dan WalEnrang.
2. Maddika BaEbunta, meliputi Lili’ : Donggala/Palu, Nuha, Malili, Wotu, Mangkutana, BonE-BonE, MalangkE’, Masamba dan Rongkong.
3. Maddika Ponrang, meliputi Lili’ : Pitumpanua, Larompong, Suli, Bastem (RantE Balla’).
B. BandEra TelluE, terdiri dari ;
1. AnrEguru Ana’ Arung, adalah Wakil Kaum Bangsawan,
2. AnrEguru Attoriolong, adalah Wakil Angkatan Bersenjata,
3. AnrEguru Pampawa Epu, adalah Wakil Kaum Buruh.
C. BatE-BatE TelluE, terdiri dari ;
1. Matoa WagE, adalah Wakil Rakyat WagE (wilayah Wajo kini),
2. Matoa CEnrana, adalah Wakil Rakyat CEnrana (wilayah Bone kini),
3. Matoa Lalengtongro’, adalah Wakil Rakyat Lalengtongro’ (wilayah Bone kini).
Dalam pembentukan Anggota Pangadereng (Pemangku/Dewan Adat), jabatan-jabatan tersebut diatas dibagi atas dua dewan, yakni :
I. Ade’ AsEra, Dewan Perwakilan Rakyat yang terdiri dari Sembilan orang sebagaimana diatas,
II. Ade’ Seppulo Seddi, Majelis Permusyawaratan Rakyat yang beranggotakan 14 orang, tetapi dihitung 12 suara dengan sistim sebagai berikut :
1. Payung/Datu dan Opu Cenning : 2 Suara, sebagai Pimpinan Sidang,
2. Pakkatenni Ade’ (4 orang) : 2 Suara, sebagai anggota,
3. Maddika Bua : 1 Suara, sebagai anggota,
4. MakolE BaEbunta : 1 Suara, sebagai anggota,
5. Maddika Ponrang : 1 Suara, sebagai anggota,
6. AnrEguru Ana’ Arung : 1 Suara, sebagai anggota,
7. AnrEguru Attoriolong : 1 Suara, sebagai anggota,
8. AnrEguru PampawaEpu : 1 Suara, sebagai anggota,
9. Matoa WagE : 1 Suara, sebagai anggota,
10. Matoa CEnrana : 1 Suara, sebagai anggota,
11. Matoa Lalengtongro’ : 1 Suara, sebagai anggota.
Maka total jumlah suara, adalah 12 Suara yang disebut pula sebagai “Ade’ Seppulodua”.
Ternyata Sangalla dan Pantilang dulu masuk dalam wilayah Palili kadatuan Luwu, kira" abad keberapah Sangalla dan Pantilang masuk dalam Palili Ma'dika Bua?,
Miranda Anastasya Tandi'randan
Keturunan Nabi Ibrahim di Latimojong
Berikut kesimpulan sementara dari saudara2 kita dari wilayah Bugis Makassar tentang asal usul penduduk di wilayah Latimojong.
(1). Penduduk Latimojong yg meliputi 2 Kab di Toraja, Pantilang, Enrekang Utara, Kalumpang, Ronngkong dan sekitarnya adalah keturunan Nabi Ibarahim yang bermigrasi ribuan tahun sebelum Masehi.
(2). Menolak klaim sepihak dari orang Melayu Malaysia bhw mereka adalah satu2 nya keturunan Nabi Ibrahim dari Istri yg bernama Ketura dan lebih mengakui bhw keturunan Nabi Ibrahim dari Istri yg bernama Ketura tersebut adalah penghuni pertama yg mendiami Latimojong jaman dulu.
(3). Memasuki abad 9 - 13, secara bertahap datang sekelompok keturunan Nabi Muhammad dari garis Sayidin Ali. Keturunan Nabi Muhammad bersama Kaum Sufi si Latimojong dalam rangka untuk mencari keturunan Nabi Ibrahim yang telah lebih dulu datang kesana ribuan tahun silam. Selain itu, gelombang penyebaran keluarga Nabi Muhammad dari garis Sayidin Ali ini, meninggal Madina keran mendapat tekanan dari kelompok penguasa jaman itu yg dipimpin oleh seorang Khalifah penggati Nabi Muhammad.
(4). Keturunan Nabi Muhammad yg datang bersama kaumSufi ini oleh penduduk setempat di gelari sebagai To Manurung. Artinya orang yg datangmem bawa NUR (cahaaya ilahi).
(5). Puang Lakipadada adalah salah satu dari rumpun keturunan Nabi Muhammad yg datang ke Latimojong dan bermukin disebuah tempat yang sampai sekarang ini diseebut Su'pi'. Awalnya nama kampung ini adalah Kampung Sufi, namun karena pengaruh dialek setempat, maka berubah menjadi Kampung Su'pi'. Itulah sebab nya para Puang di Tallu Lembang na selalu mengaku berasal dari Sufi' di Simbuang Mengkendek.
(6) Kelompok kaum Sufi dan keturunan Nabi Muhammad yang bermukim di Sufi', Malimongan, Sinaji dan daerah sekitar nya kemudian menyebakan ajaran baru tentang Hari Kemudian yg dalam bahasa Makassar disebut "Sallang". Hal ini didukung oleh sejarah tutur di daerah Kaluppini - Enrekang utara tentang kedatangan To Manurung yang mereka sebut Guru Sellang (Guru Sallang) dan Puang Palipada.
(7). Dengan demikian, dapatlah di mengerti alasan2 para Raja di Sulsel untuk selalu Menikah dengan salah satu Putri dari Toraja pada setiap periode tertentu. Tujuan nya adalah untuk memurnikan kembali ttitisan 2 darah nabi yg ada di dalam diri mereka sebagai legitimasi langit atas kekuasaan yang mereka emban.
(1). Penduduk Latimojong yg meliputi 2 Kab di Toraja, Pantilang, Enrekang Utara, Kalumpang, Ronngkong dan sekitarnya adalah keturunan Nabi Ibarahim yang bermigrasi ribuan tahun sebelum Masehi.
(2). Menolak klaim sepihak dari orang Melayu Malaysia bhw mereka adalah satu2 nya keturunan Nabi Ibrahim dari Istri yg bernama Ketura dan lebih mengakui bhw keturunan Nabi Ibrahim dari Istri yg bernama Ketura tersebut adalah penghuni pertama yg mendiami Latimojong jaman dulu.
(3). Memasuki abad 9 - 13, secara bertahap datang sekelompok keturunan Nabi Muhammad dari garis Sayidin Ali. Keturunan Nabi Muhammad bersama Kaum Sufi si Latimojong dalam rangka untuk mencari keturunan Nabi Ibrahim yang telah lebih dulu datang kesana ribuan tahun silam. Selain itu, gelombang penyebaran keluarga Nabi Muhammad dari garis Sayidin Ali ini, meninggal Madina keran mendapat tekanan dari kelompok penguasa jaman itu yg dipimpin oleh seorang Khalifah penggati Nabi Muhammad.
(4). Keturunan Nabi Muhammad yg datang bersama kaumSufi ini oleh penduduk setempat di gelari sebagai To Manurung. Artinya orang yg datangmem bawa NUR (cahaaya ilahi).
(5). Puang Lakipadada adalah salah satu dari rumpun keturunan Nabi Muhammad yg datang ke Latimojong dan bermukin disebuah tempat yang sampai sekarang ini diseebut Su'pi'. Awalnya nama kampung ini adalah Kampung Sufi, namun karena pengaruh dialek setempat, maka berubah menjadi Kampung Su'pi'. Itulah sebab nya para Puang di Tallu Lembang na selalu mengaku berasal dari Sufi' di Simbuang Mengkendek.
(6) Kelompok kaum Sufi dan keturunan Nabi Muhammad yang bermukim di Sufi', Malimongan, Sinaji dan daerah sekitar nya kemudian menyebakan ajaran baru tentang Hari Kemudian yg dalam bahasa Makassar disebut "Sallang". Hal ini didukung oleh sejarah tutur di daerah Kaluppini - Enrekang utara tentang kedatangan To Manurung yang mereka sebut Guru Sellang (Guru Sallang) dan Puang Palipada.
(7). Dengan demikian, dapatlah di mengerti alasan2 para Raja di Sulsel untuk selalu Menikah dengan salah satu Putri dari Toraja pada setiap periode tertentu. Tujuan nya adalah untuk memurnikan kembali ttitisan 2 darah nabi yg ada di dalam diri mereka sebagai legitimasi langit atas kekuasaan yang mereka emban.
Asal-usul TORAJA
Wilayah Toraja berasal dari sebutan dan pemahaman org2 Sulawesi-Selatan
utamanya Kerajaan Gowa.. yg AWALnya menyebut daerah di sebelah Utara
wilayah Kerajaan Gowa termasuk didalamnya.. Wilayah Wajo dan Bone atau
Batasnya dari Bone-Luwu-Poso dan Pinrang-Mamasa..(kira2 pemahaman ini
sdh kental sejak Abad XIII).. Fakta inilah yg mnjadi dasar para ahli
sejarah Toraya mngklaim bhw Ulang Tahun Toraya sdh berumur 700-an Tahun
(tepatnya sy lupa)
Pemahaman itu kemudian bergeser setelah Bone menjadi Kerajaan Bone yg mnjadi besar sejak Jaman Arung Palakka..(Sekitar Abad XVII) yg juga ikut membesarkan Kerajaan Luwu dibawah bayang2 kekuasaan Kerajaan Bone.. dimana makna Toraja bergeser ke arah To Riaja utk mmebedakannya dgn wilayah pesisir yg mereka sebut sbg To Luu (To Lau'=org bermukim di daerah pesisir pntai dlm peta Selat Bone)..Pada masa itu di Wilayah yg dikenal sbg Toraja saat ini penduduk di wilayah ini malah menyebut Wilayah yg kemudian dipersatukan melalui sbuah perjanjian/basse yakni "Basse Todok Lepongan Bulan" utk mngadakan Perlawanan kpd Kerajaan Bone.. Sehingga pd masa itu BELUM seorangpun Toraya menyebut diri mereka sbg ETNIS "Toraya" namun bisa menerima bila disebut sbg "Toraya"(org dari wilayah Utara) atau "Toraja" (org dari wilayah pegunungan..sebutan dari org Luu/Lau') melainkan masih mnyebut diri mereka dgn nama Tondok masing2 sbg "To Duri", To Marinding", "To Sangalla", "To Makale", "To Rantepao", "To Tikala", "To Sa'dan" dll. daerah yg
Pada jaman Kolonialisme Belanda daerah Toraja itu semakin dipersempit menjadi Onderafdeling Rantepao n Onderafdeling Makale..di bawah afdeling Luwu(Luu).
Oleh krn itu Sejarah Toraja hrs diurai sesuai dgn periodisasi Khusunya Abad XIII ketika bgn Utara (Sanggalangi-Balusu) hampir tdk dpt dipisahkan dgn Sejarah Luwu/Luu/Lau.. bgtu jg Toraja bgn Selatan (Nonongan-Duri) tdk dpt dipisahkan dgn Wajo dan Bone..Ttp pd jaman Untulak buntunna Bone..perkembangan sejarah sedikit bergeser dan Kerajaan2 disekitar Toraja ikut mmpengaruhi kisah sejarah Toraja.
Perkembangan Sejarah Toraja sesuai periodisasi ini jelas mmpengaruhi Sejarah di masing2 Tondok .. Hal ini sedikit banyak nampak dalam .. Silsilah keturunan2 yg berkembang dlm masing2 Tondok.. Oleh krn itu kta hrs menghindari generalisasi sejak dini bila ingin mngurai sejarah Toraja..Tetapi alangkah baiknya bila kita jg bisa mngambil perbandingan dari Sejarah dan Tulisan2 kuno(bahkan jg Tulisan Modern yg sdh adasejag Abd XVI bhkan mungkin ada yg lebih tua) ttg budaya di daerah2 sekitar Toraja utk dibandingkan ..dgn prinsip egala sesuatu pasti ada awal dan akhirnya... bila awalnya tidak jelas maka situasi akhir tdk akan pernah kita pahami.
Kekacauan sejarah bukan terjadi hanya dlam Sejarah Toraja..namun jg dlm sejarah di daerah2 sekitar Toraja. bahkan jg Sejarah Majapahit ataupun Sriwijaya yg sdh melegenda itu.
Oleh krn itu dgn pengetahuan dan pola pikir yg sdh lebih maju seperti yg kita sedang alami sekarang ini..mind set kita hrs diarahkan pd.. menemukan rahasia2 yg belum terungkap dalam kekusutan Sejarah Toraja.. Bukan dgn maksud mempertahakan pengaruh dan kekuasaan nostalgia masa lalu dari sbuah rumpun keluarga (krn tentu sja tdk perlu lagi diungkapkan krn masyarakat sebenarnya sbgn besar masih mengenal siapa2 pemimpin masa lalu mrk) namun sebaiknya lebih kepada mnyusun sebuah alur Kisah Sejarah ttg Sejarah Toraja yg dpt menjawab pertanyaan kenapa masing Tondok punya silsilah (sebgai bgn dari sejarah) yg memeiliki versi masing2..
Demikian harapan sya...
Pemahaman itu kemudian bergeser setelah Bone menjadi Kerajaan Bone yg mnjadi besar sejak Jaman Arung Palakka..(Sekitar Abad XVII) yg juga ikut membesarkan Kerajaan Luwu dibawah bayang2 kekuasaan Kerajaan Bone.. dimana makna Toraja bergeser ke arah To Riaja utk mmebedakannya dgn wilayah pesisir yg mereka sebut sbg To Luu (To Lau'=org bermukim di daerah pesisir pntai dlm peta Selat Bone)..Pada masa itu di Wilayah yg dikenal sbg Toraja saat ini penduduk di wilayah ini malah menyebut Wilayah yg kemudian dipersatukan melalui sbuah perjanjian/basse yakni "Basse Todok Lepongan Bulan" utk mngadakan Perlawanan kpd Kerajaan Bone.. Sehingga pd masa itu BELUM seorangpun Toraya menyebut diri mereka sbg ETNIS "Toraya" namun bisa menerima bila disebut sbg "Toraya"(org dari wilayah Utara) atau "Toraja" (org dari wilayah pegunungan..sebutan dari org Luu/Lau') melainkan masih mnyebut diri mereka dgn nama Tondok masing2 sbg "To Duri", To Marinding", "To Sangalla", "To Makale", "To Rantepao", "To Tikala", "To Sa'dan" dll. daerah yg
Pada jaman Kolonialisme Belanda daerah Toraja itu semakin dipersempit menjadi Onderafdeling Rantepao n Onderafdeling Makale..di bawah afdeling Luwu(Luu).
Oleh krn itu Sejarah Toraja hrs diurai sesuai dgn periodisasi Khusunya Abad XIII ketika bgn Utara (Sanggalangi-Balusu) hampir tdk dpt dipisahkan dgn Sejarah Luwu/Luu/Lau.. bgtu jg Toraja bgn Selatan (Nonongan-Duri) tdk dpt dipisahkan dgn Wajo dan Bone..Ttp pd jaman Untulak buntunna Bone..perkembangan sejarah sedikit bergeser dan Kerajaan2 disekitar Toraja ikut mmpengaruhi kisah sejarah Toraja.
Perkembangan Sejarah Toraja sesuai periodisasi ini jelas mmpengaruhi Sejarah di masing2 Tondok .. Hal ini sedikit banyak nampak dalam .. Silsilah keturunan2 yg berkembang dlm masing2 Tondok.. Oleh krn itu kta hrs menghindari generalisasi sejak dini bila ingin mngurai sejarah Toraja..Tetapi alangkah baiknya bila kita jg bisa mngambil perbandingan dari Sejarah dan Tulisan2 kuno(bahkan jg Tulisan Modern yg sdh adasejag Abd XVI bhkan mungkin ada yg lebih tua) ttg budaya di daerah2 sekitar Toraja utk dibandingkan ..dgn prinsip egala sesuatu pasti ada awal dan akhirnya... bila awalnya tidak jelas maka situasi akhir tdk akan pernah kita pahami.
Kekacauan sejarah bukan terjadi hanya dlam Sejarah Toraja..namun jg dlm sejarah di daerah2 sekitar Toraja. bahkan jg Sejarah Majapahit ataupun Sriwijaya yg sdh melegenda itu.
Oleh krn itu dgn pengetahuan dan pola pikir yg sdh lebih maju seperti yg kita sedang alami sekarang ini..mind set kita hrs diarahkan pd.. menemukan rahasia2 yg belum terungkap dalam kekusutan Sejarah Toraja.. Bukan dgn maksud mempertahakan pengaruh dan kekuasaan nostalgia masa lalu dari sbuah rumpun keluarga (krn tentu sja tdk perlu lagi diungkapkan krn masyarakat sebenarnya sbgn besar masih mengenal siapa2 pemimpin masa lalu mrk) namun sebaiknya lebih kepada mnyusun sebuah alur Kisah Sejarah ttg Sejarah Toraja yg dpt menjawab pertanyaan kenapa masing Tondok punya silsilah (sebgai bgn dari sejarah) yg memeiliki versi masing2..
Demikian harapan sya...
Marthinus Rapa
Tuesday, February 18, 2014
Dialog adanya Keturunan Raja Gowa-Tallo di Tana Toraja
tabe...ass..wr.wb.
saya mendengar cerita bahwa Raja VII Tallo py Istri dari Toraja yakni P
Sawerannu. Maaf, Bisakah di jelaskan silsilah dari P Sawerannu dan anak
cucunya....tabe..mhn pencerahan...
- Bate Manriwa Gau' Waalaikumussalam wr. wb.... kisah dari istri beliau ini hampir2 hilang dari rangkaian cerita besar di Tallo..perkawinan ini terjadi ketika belum terjadi ribut2 di wilayah Tallo dan di wilayah Toraya... didlam Lontara' bilang itu tertulis bahwa Sombayya ri Gowa Sultan Alauddin pernah ke Sangalla.. hal ini membuktikanbahwa Kerajaan Gowa-Tallo telah terjadi hubungan dg ntoraya hanya kurang terekspos...!
cerita ini tak banyak dari rumpun gowa- Tallo yg tahu, sebab cerita ini banyak tak tertulis hanya tertutur dalam rumpun tertentu....! namunpun demikian sebuah fakta yg tak bisa tertolak karena Makam beliau ada hingga saat ini di Makam Raja2 Tallo dan keluarganya ( dimakassar )
berbicara siapa keturunan beliau..hal ini kami akan sangat selektif untuk membicarakannya.. karena ini menyangkut beberapa daerah dimana pada daerah tersebut hampir dikatakan keturunan beliau tak dikenal.. ( tak dikenala disini mungkin karena terjadinya perubahan nama atau lainnya ) sehingga org pasti akan mengatakan..apakah ini benar atau tidak..) walau kami yakin bahwa pada rumpun beliau didaerah itu akan tahu minimal menjadi bahasa bilik mereka.
Mengenai apakah ada anak keturunan beliau di Toraya.. saya katakan ada akan tetapi saya tak membicarakan dimana lokasinya.. siapa disana.. karena anda harus ketahui bahwa pasca masa beliau dan pasca terjadinya Perjanjian Bungaya banyak hal yg berubah di Toraya....sehingga hal ini akan membawa dampak tersendiri jika secara prontal dibicarakan.. walaupun diantara mereka sesungguhnya bukan orang lain....! mungkin pak syamsul dapat mengerti apa yg saya maksud. - Syamsul Marrung Tangkelangi tabe...Karaeng Bate Manriwa Gau'....tapi jelas dalam rumpun dalam Kerajaan Tallo py DATA / Silsilah asal usul P Sawerannu dan anak cucunya. tabe...mhn pencrhan...
- Bate Manriwa Gau' Tabe saya berikanki pijakan untuk berfikir tentang apakah cerita ini benar atau bagaimana,,, tabe.. masa Ayahanda beliau Sultan Muzaffar Daeng Makkio.. yakni sombangta I Malingkaan Daeng Manyonri.. itu sering berada di Wajo..dan sangat akrab dgn Arung Matowa Wajo...disisi lain Arung Matowa Wajo.. Puang Ri Maggalatung.. memperistrikan Putri Puang Madika Sangalla... putranya Sombayya I Malingkaang Daeng Manyonri yakni Sultan Muzaffar kemudian kawin ke Toraya.. dimana masa itu juga Sombayya ri Gowa Sultan Alauddin berulang kali ke Sangalla.. ( tertulis di Lontara' bilang ).. sehingga dengan demikian jika terjadi perkawinan antara Sultan Muzaffar Daeng Makkio dan Putri Sawerannu dari Toraya.. saya kira bukan sesuatu yg aneh... hehehehe...
- Bate Manriwa Gau' Tak ada data lengkap tentang anak beliau yg ke Toraya...banyak hal yg tak tertulis pada Lontara' bilang.. contoh kecil tentang seringnya sombayya ri Tallo berada di wilayah Pangkep ( lombassang ) dan wajo ..hampir2 tidak ada tertulis.. tapi silahkan kita cross cek ke wajo apakah hal ini tertulis atau tidak atau minimal tertutur... jadi bukan berarti kalau tidak da dalam lontara' bilang lalu langsung kita menjustice bahwa itu salah.. apalagi ini ada barang bukti makamnya di Tallo.
- Syamsul Marrung Tangkelangi tabe....Karaeng Bate Manriwa Gau',..tabe istri Beliau itu apakah Puteri Puang Sawerannu tau P Sawerannu....tabe..mhn pencrhan....
- Bate Manriwa Gau' saya juga bisa berikanki gambaran.. bahwa betapa banyak tertulis di Lontara' bilang tentang Sultan Alauddin ke toraya, lalu putranya Juga yakni Sultan Malikussaid ke toraya.. setelah perjanjian bungayapun sangat jelas2 tertulis rumpun sombayya ke Toraya akan tetapi sejarah ini seakan tak dikenal di toraya..
padahal nama karaeng gantarang, karaeng katangka, karaeng bontoramba, karaeng tanete menetap di toraya.. akan tetapi lihatlah apa yg dituliskan selama ini sejarah beliau ditoraya seakan tak pernah terjadi... jangankan itu..jelas2 beliau Pati Manjawari beulangkali tertulis di Lontara bilang bahkan kepadanya dibawakan Payung kebesaran Samparadjaya dari Kerajaan Gowa.. oleh karaengta Agangniongjo berteman atas perintah sombayya Sultan Abdul Djalil Karaeng Sanrobone.... akan tetapi kisah ini malah seakan tak pernah terdengar di toraya.. akan tetapi disisi lain.. jikalau saya mendengar orang bercerita seakan2 ditahu semua sampai masa Karaengta Tamboro Langngi yg nota bene masa yg jauh sebelumnya.... !
sehingga melihat kondisi seperti ini ..bagi saya kita semua hanya dibutuhkan kebesaran jiwa untuk mengurai sejarah dgn benar. - Bate Manriwa Gau' bukan putrinya beliau tapi beliaunya yg kawin dgn sombayya..dan saya perlu tekankan bahwa sampai saat ini saya tak pernah mengatakan Putri.. saya khawatir bahasa ini diselewengkan org2 tertentu sehingga berkeyakinan bahwa bliau punya seorang anak perempuan.
- Syamsu Salewangang Bahkan sesungguhnya kejadian penting di istana Gowa - Tallo lbh byk yg tdk tertulis dr pd yg tertulis.....yg terpenting adlh jejak akarnya tersurat di lontaraka di Gowa dan Tallo.....cerita slanjutnya tentu akan menjadi tutur dan cerita bilik serta syukur2 klo ada catatan lontara tersendiri yg dibuat oleh sossorang dari sang tokoh yg dimaksud.....spt beliau ini Puang Sawerannu dan tokoh2 lainnya yg terkait dgn rumpun2 sombangta ri Gowa dan Tallo....
- Syamsul Marrung Tangkelangi tabe....adakah putra Puang Sawerannu yg kembali ke toraja itu.tabe...mohon pncrhan..
- Syamsul Marrung Tangkelangi tabe....Karaeng Bate Manriwa Gau', tabe bisa di sebutkan nama Putra Beliau dan apa nama tempat yg ditoraja. tabe...mohon pncrahan......
- Bate Manriwa Gau' Selama ini saya agak perlahan membicarakan ini, karena jujur saja saya juga heran kepada sebagian para sejarawan daerah kami yg tak pernah membicarakan ini.. ndak usah masalah yg sangat internal seperti ini.. membicarakan yg jelas2 saja tertulis di Lontara bilang.. seakan tak pernah mau dibicarakan bahkan sebagian dgn kerasnya mengatakan tidak ada hubungan kita kesana.. inikan lucu.. ! tertulis di Lontara bil;ang tapi berani mengatakan tidak ada...! ini yg sampai saat ini saya ndak mengerti....! tidak beda jauh dgn sebagian sejarawan di toraya..juga tak pernah ada yg menceritakan ini... !
jadi kadang saya berfikir.. refrensi mana mereka mengambil sehingga kedua pihak ini tak ada yg mau membicarakan ini..padahal beberapa refensi tertulis dgn jelas di Lontar'a bilang...!
oleh karenanya ketika ini saya bicarakan ada dua pihak yg seakan menyudutkan saya bahwa saya piti kana-kanai.. namun ketika saya tunjukkan hubungan itu yg tertulis di Lontara'bilang.. bukannya terbuka pikirannya dan mengakui kebenaran ini... ! akan tetapi karna yg ditemani beradu argumentasi ini lebih tua dari kita jadi mengambil jalan untuk diam..akan tetapi diammnya kami bukan berarti kami salah.. hanya tak mauki dibilang tak tahu adab. - Bate Manriwa Gau' Diatas itu sudah saya sampaikan bahwa saya tidak akan membahas dimana beliau di toraya.. cerita ini sangat riskan.. ditengah2 manusia yg tak bisa menerima kenyataan sejarah...apalagi masa beliau adalah masa dimana semua masih baik2 saja.. saya khawatir jika ini saya bicarakan terbuka. ada saja org yg tak bisa menerima karena posisinya dirugikan.. sebab maaf2 saja dimasa modern ini sudah sering saya dengar org mengatakan hal seperti ini sudah tak ada gunanya lagi dibicarakan akan tetapi pada kenyataannya jika posisinya sebagai katanya bangsawan tergheser sedikit saja..maka tanduk keegoisan langsung muncak.. dan kalau perlu mengatakan cerita itu hanya ilusi belaka..dan bohong besar...
jadi kalau itu pertanyaanta.. berdosa saya kalau saya bilang tidak tahu.. akan tetapi apa untungnya jika bukan persaudaraan dan jalinan kekeluargaan yg diperbaiki.. malah menimbulkan keretakan... - Syamsul Marrung Tangkelangi tabe....Karaeng Bate Manriwa Gau', di group Mengkendek lg ramai dibicarakan hal ini. Krn ada yg bilang ke daerah Palipu, ada jg yg bilang ke Gasing, dan tmpat lain. tabe....mohn pencerahan....
- Bate Manriwa Gau' Iya ..saya sering baca itu komnetar di Group itu..walau saya bukan anggota group disitu...beberapa komentar cukup seru memang.. hanya yg perlu digaris bawahi ..bahwa saya membuka sejarah ini bukan kami minta pengakuan ke Toraya...sejarah Kebesaran Gowa - Tallo sudah cukup besar diceritakan dimana2 kerabatnyapun diseluruh Kerajaan2 yg ada di daerah ini...! semua ini kami lakukan karena kami menganggap tak wajar tak mengakui keluarga kita yg ada disana.. dan kami juga membuka sejarah ini bukanji sembarang orang kami cari disana.. hanya rumpun beliau.. jikapun ada yg keberatan ya tak apa.. karena siapa tahu memang bukanji mereka2 keturunan beliau.. jadi tak perlu ada yg ribut dan atau merasa apapun sebab kami bukan mau mendirikan kerajaan disana atau menganggu posisi siapapun disana.. kami hanya mau menyambung tali persaudaraan.. tak lebih dari itu..
Jikapun pada akhirnya bahwa sudah tak ada lagi keturunan beliau disana ya sudahlah.!. ndak apa2..!!..kami juga tak harus memaksa harus dikaitkan dengan rumpun siapapun disana..!
hanya kedepannya kami akan menulis dgn tulisan besar bahwa tidak ada lagi anak keturunan beliau disana.. sehingga jikalau ada tiba2 sebuah rumpun yg mengaku2 ada hubungan dgn Gowa - Tallo belakangan hari dgn mengatas namakan leluhur..maka kami berhak mengatakan tidak ada itu.. sebab dulu ketika kami mencari tak ada satupun yg mengaku.. bahakan kami dikatai mengada- ngada.. kenapa sekarang ada tiba2 yg mengaku..!
jadi pada dasarnya hanya itu tujuan kami.. menjalin kekeluargaan sehingga jika ada acara2 pada rumpun Gowa - Tallo dan mau mengundang kerabat disana.. akan jelas siapa yg kami undang dan kami dudukkan sebagai kerabat keluarga rumpun besar Kerajaan Gowa - Tallo. - Syamsul Marrung Tangkelangi tabe.....Karaeng Bate Manriwa Gau', trima kasih informasi. Kurre sumanga n salama nasangkih....
- Bate Manriwa Gau' Jadi begitu Pak Syamsul.. tabe ye.. yang kami cari disana ini kerabat beliau.. kami tak cari apa2.. jikapun pada kenyataanya..rumpun beliau disana hanya dikenal sebagai rumpun orang biasa, miskin dan lain sebagaianyua ..hehe tidak apa2 ye.. mau diapa kalau itu kenyataannya kehidupannya rumpun kami disana.. apapun kondfisinya kami terima dgn lapang dada.. karna itu kerabat...jgn kita ikut2 latah hanya mau mengakui keluarga yg kaya dan yang punya jabatan..dan lain sebagainya.... apapun kondisi sosialnya kalau memang itu ..ya kami teirma.. sebab darah tak dipengaruhi oleh kondisi strta sosial .. apalagi ini sudah ratusan tahun berlalu..tak semua rumpun bernasib mujur..dalam kehidupannya.. tabe ye.. !
- Syamsul Marrung Tangkelangi Tabe....Karaeng Bate Manriwa Gau', yang menjdi pikiran sy semalam, knp ada sebahagian orng dalam Kerajaan Tallo tdk mau sejarah ini di bicarakan. Kenapa..??? mhn pencrahan..tabe.....
- Bate Manriwa Gau' Pak Syamsul...Daeng Batemo Kodong dii..jangmaki panggil karaeng... Hahahaha. gele-geleka ..dikka...!
Tabe ye. .bukan tidak mau..say berpositif thinking aja.. mungkin mereka tidak begitu tahu jalan ceritanya...! apalagi orang2 sekarang kan sudah pada sibuk ngurusi hal2 lain.. samakan seperti saya .. tak semua hal juga saya tahu..apalagi itu urusan internal salah satu rumpun..
jadi bukan karena secara umum bahwa dia adalah rumpun dari rumpun besar ini lalu semua mereka ketahui.....ndak begitu..!
kan sama aja kan di toraya..tak jauh2 beda.. kondisinya... !
dulu...ketika saya bicara pertama kali bahwa ada rumpun Sombayya ri Gowa di toraya...Woww.... saya dihujat sana sini...nggask cuman di toraya..., diantara rumpun disinipun banyak yg gitulah...hehehe..! marah saya sama mereka... Ndak.. karena saya sudah tahu resikonya jika ini saya ungkap...! macam2lah.. mulai dari menyerang saya pribadi juga mengikut2sertakan kakek2 saya...biasalah bahasa umum .. "siapa tong itu".. hehehe... tapi saya ndak perlu marah... orang buyut saya bukan orang terkenal koq.. hehehe....!
Saya cuman bilang ada loh dicatatan Lontara' bilang itu.. bukalah dan bacalah....jikapun tak ada dicatatan itu.. cobalah lihat sana barang buktinya..adalah loh makamnya beliau2.. atau paling tidak ada loh barang bukti yg ditinggalkan.. coba lihat...
Nah... Alhamdulillah secara perlahan suasana itu mencair... ya tak langsung semualah.. kan ada orang yg hatinya kerasnya kayak batu..hehehe..
Jadi simpelnya.. bukan ndak mau mengakui..mungkin data mereka tentang itu masih kurang...atau cerita2 seperti itu kurang sampai sama mereka.... Jadi santai sajalah..kebenaran itu tak akan pernah hilang walau diselubungi kebohongan apapun... cuman ya itu kita harus lebih sabarlah dari mereka2 yg tak tahu.. karena walau kebenaran disampaikan tapi caranya dgn emosional ya susahlah Pak Syamsir..
Subscribe to:
Posts (Atom)